KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Apa yang dimaksud dengan Kerangka Kerja Konseptual (Conceptual Framework)??
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai : “a coherent system of interrelated objectives and fundamentals
that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the
nature, function, and limits of financial accounting and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling
berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten
dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah
pokok) adalah konsep-konsep yang mendasari akuntansi keuangan, yakni
yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan
yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa
konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang
diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan,
menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
- Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan
komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
- Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting
concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis,
yaitu:
- SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
- SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”,
yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi
bermanfaat.
- SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”,
yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan
keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
- SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of
business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tentang informasi.
- SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC
no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi
nirlaba.
- SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in
accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian
arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value)
sebagai dasar pengukuran
TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
- Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi:
- Yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai
tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi
serta kredit;
- Untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang
ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu,
dan ketidakpastian arus kas masa depan;
- Tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
- Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada
informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat
keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada kepentingan investor dan
kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam, atau
dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada
akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan
informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima
entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan
kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision
usefulness).
- Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi
akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose
financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat
dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai
TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness),
informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer
dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk
mencapai dua kualitas tersebut.
Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
- Relevansi.
Agar relevan informasi
akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.
Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan
erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi
tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki
nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness).
Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
- Keandalan.
Informasi dianggap andal
jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas
dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi
individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak
memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi.
- Daya Uji (verifiability):
ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan
metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
- Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
- Netralitas(neutrality): informasi tidak
dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang
disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
- Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran
informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh,
keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar
data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan
informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan
konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai
residu, dan taksiran umur ekonomis.
- Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok
pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan
keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
- Kejujuran penyajian (representational faithfulness).
Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).
- Keberdayabandingan. Informasi
akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang
berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran
tertentu.
- Konsistensi. Sebuah entitas
dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila
mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk
kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala.
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas
informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan
manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang
dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek
industri dan konservatisme.
- Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness).
Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan
konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama
manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya
menjadi masalah
- Materialitas (materiality).
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika
pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah
penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor
kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan
apakan suatu item material atau tidak.
- Praktik industri.(industry practices).
Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
- Konservatisme (conservatism)
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu
tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat
adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit :
jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu
tinggi.
Elemen-elemen Laporan Keuangan.
SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan.
Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga
organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang
berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban,
ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi
organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang
dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama.
Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur
serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem
akuntansi.
Asumsi-Asumsi Dasar.
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi.
Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan
oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.
- Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption).
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri
sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan
(pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
- Kesinambungan (going concern).
Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan
hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman
mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis,
perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.
- Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption).
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek
atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari
waktu ke waktu.
- Asumsi periodisitas (periodicity assumption).
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah
dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun,
pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima
informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau
periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan
dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini
bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan
tahunan.
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
- Biaya historis (historical cost).
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan
dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan
yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
- Pengakuan pendapatan.
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.
- Prinsip Penandingan (matching principle).
Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan
pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui :
jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa,
pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika
tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk
atau jasa,
dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi.
- Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti :
- Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai.
- Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
- Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau
memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.
MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL
FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan penetapan standar, yaitu :
Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?
Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings) :
- Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan Modal
Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan
dalam aktiva dan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan
penurunan kewajiban sedangkan beban adalah penurunan aktiva dan
peningkatan kewajiban.
Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan
dari definisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal,
koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan
kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)
- Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan Penandingan
Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya
kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada
dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu periode dengan beban
yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas :
1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi
2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:
- Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan
- Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)
- Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.
Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan
perusahaan, dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva
dan kewajiban (termasuk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa
(residu) yang harus dibawa ke periode-periode di masa depan untuk
memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya
distorsi keuntungan.
Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh
redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang
dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meski dari
sudut pandang berbeda.
Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua
laporan keuangan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling
independen. Karenanya, dapat digunakan skema-skema pengukuran yang
berbeda untuk keduanya.
Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca.
Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya
dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada
hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau pandangan
pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada
pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang fundamental :
1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya
à Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban.
2) Proses penandingan
Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari pendapatan dan beban.
Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti “beban yang
ditangguhkan”, “kredit yang ditangguhkan”, dan “cadangan” dalam laporan
posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan
kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan dan
penentuan laba dengan benar.
MASALAH 2-7 : DEFINISI
AKTIVA.
Definisi aktiva dari beberapa pandangan
- Pandangan Aktiva/Kewajiban
Menurut pandangan in, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah
perusahaan; mereka mencerminkan keuntungan di masa depan yang diharapkan
menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak
langsung.
Sumber daya ekonomi sendiri antara lain :
- Sumber daya produktif perusahaan
- Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif
- Produk
- Uang
- Klaim untuk menerima uang
- Kepemilikan saham di perusahaan lain
- Pandangan Pendapatan/Beban
Aktiva didefinisikan bukan hanya menurut pandangan aktiva saja, tapi
juga hal-hal yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan diperlukan
untuk penandingan yang benar dan penentuan laba.
- Aktiva sebagai bagian dari “laporan sumber dan komposisi modal
perusahaan”. Menurut pandangan ini, aktiva membentuk “komposisi saat ini
dari modal yang diinvestasikan”.
Karakteristik Umum Aktiva :
- Menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima.
- Keuntungan potensial yang diperoleh perusahaan.
- Konsep legal dari harta kekayaan (properti) dapat mempengaruhi definisi akuntansi atas aktiva.
- Dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini.
- Dapat dipertukarkan.
Dari uraian di atas, definisi yang diperlukan hendaknya mampu
memenuhi generalisasi penerapan yang diminta kerangka konseptual dan
memperhitungkan karakteristik berikut ini :
- Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang ditangguhkan”.
- Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan.
- Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan
tertentu, hasil-hasil dari masa lalu atau transaksi saat ini dan
meliputi seluruh komitmen, seperti dalam kontrak pelaksanaan.
- Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari
aktiva kecuali untuk “beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan
semua yang tidak berwujud sebagai aktiva dan tidak memasukkan beban yang
ditangguhkan.
KEWAJIBAN
- Pandangan Aktiva/Kewajiban
Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada entitas lain di masa depan.
- Pandangan Pendapatan/Beban
Kewajiban juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu
yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi
namun dibutuhkan untuk prinsip penandingan yang benar dan penentuan
laba.
- Pandangan yang timbul dari persepsi neraca
Kewajiban terdiri atas sumber modal dan meliputi kredit yang
ditangguhkan serta cadangan tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban
untuk mentransfer sumber daya ekonomi.
Karakteristik Umum Kewajiban :
- Pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan.
- Mencerminkan tanggung jawab bagi satu perusahaan tertentu.
- Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang sah (legal).
- Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini.
PENGHASILAN
- Pandangan Aktiva/Kewajiban
Peningkatan dari aktiva bersih perusahaan diluar beban-beban “modal”.
- Pandangan Pendapatan/Beban
Penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta mungkin pula dari keuntungan dan kerugian.
Setiap komponen dari penghasilan (penndapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefinisikan sebagai berikut :
1) Pendapatan dan Beban
- Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai
peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi
modal.
Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian,
didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang
timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa selama satu periode
tertentu.
- Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan, mencakup keuuntungan
dan kerugian yang timbul dari penjualan barang dan jasa dan pertukaran
aktiva selain dari persediaan, bunga, dan dividen yang diperoleh dari
investasi dan peningkatan-peningkatan lain dari ekuitas pemilik selama
satu periode diluar kontribusi dan penyesuaian modal.
Beban merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pendapatan periode tertentu.
2) Keuntungan dan Kerugian
- Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan
meningkatnya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau
perubahan modal.
Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan modal.
- Menurut pandangan pendapatan/beban, keuntungan merupakan kelebihan penerimaan diatas harga perolehan dari aktiva yang dijual.
Kerugian didefinisikan sebagai kelebihan di atas penerimaan yang dijual, dibuang, atau hancu sebagian karena kecelakaan.
3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen
- Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian
- Laba = Pendapatan – beban
- Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian)
4) Akuntansi Akrual
Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual :
- Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian
nonkas pada saat mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan
pendapatan dan peningkatan aktiva yang berkaitan dengan pengakuan beban
dan peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam jumlah tertentu yang
diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas di
masa depan.
- Penaggguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas
saat ini sebagai kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai
aktiva dengan harapan akan terjadi dampak di masa yang akan datang.
- Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau rumus tertentu.
- Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis
memperkecil jumlah tertentu melalui pembayaran ataupun penghapusan
secara berkala.
- Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin
kas menjadi uang. Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan
akuntansi dan keuangan untuk merujuk kepada penjualan aktiva untuk
mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.
Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam rekeningg dan laporan keuangan perusahaan
Sumber :
http://dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/10/19/kerangka-konseptual-fasb/