Selamat sore blogger,
Dalam buku "Millionaire Next Door" yang menjadi best seller, Danko dan Stanley membeberkan fakta-fakta yang mereka temukan dalam survei terhadap orang-orang kaya. Salah satu fakta yang menarik disini adalah, bahwa Danko dan Stanley menemukan bahwa orang-orang kaya menyediakan waktu dua kali lebih banyak daripada orang biasa untuk melakukan "Budgeting". Dari fakta ini kita dapat melihat bahwa sebenarnya "budgeting" itu penting sekali dalam proses perencanaan keuangan.
Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh Anda. Benar, dalam berita-berita di surat kabar tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan dan belanja pribadi / keluarga.
Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda, misalnya:
PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-
Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran yang besar buat Anda. Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat bergantung pada individu / keluarga yang bersangkutan. Biasanya pos-pos pengeluaran mencakup: makanan / kebutuhan harian, pakaian, pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan, pembayaran kredit, dan lain-lain.
Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya, atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:
BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=================================
TOTAL BELANJA Rp. 4.500.000,-
Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan jatah biaya untuk pos pendidikan.
Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja Anda, total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.
Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.
Apa sih yang dimaksud dengan "budgeting" itu? "Budgeting" adalah proses pembuatan anggaran pendapatan dan belanja. Mungkin istilah anggaran pendapatan dan belanja sudah sering terdengar oleh Anda. Benar, dalam berita-berita di surat kabar tentunya kita sering mendengar kata APBN alias Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Negara kita saja menggunakan anggaran dalam perencanaan keuangannya. Kita juga butuh anggaran untuk mengelolah keuangan kita, dalam hal ini kita sebut saja anggaran pendapatan dan belanja pribadi / keluarga.
Bagaimana cara membuat anggaran? Pertama-tama, kita definisikan terlebih dahulu segala jenis pendapatan yang kita miliki. Untuk kebanyakan orang, sumber pendapatan utamanya adalah gaji. Mungkin saja masih ada pendapatan lainnya seperti royalti, bunga, pendapatan sewa, dan lain-lain. Tuliskan saja semua jenis pendapatan Anda, misalnya:
PENDAPATAN:
Gaji Rp. 4.000.000,-
Royalti Rp. 500.000,-
==================================
TOTAL PENDAPATAN Rp. 4.500.000,-
Nah, selanjutnya Anda perlu mendefinisikan pos-pos pengeluaran yang besar buat Anda. Pos-pos pengeluaran ini beragam, sangat bergantung pada individu / keluarga yang bersangkutan. Biasanya pos-pos pengeluaran mencakup: makanan / kebutuhan harian, pakaian, pendidikan, kesehatan, rekreasi, transportasi, asuransi, tabungan, pembayaran kredit, dan lain-lain.
Setelah Anda mendefinisikan pos-pos pengeluaran Anda, selanjutnya Anda memberi jatah sejumlah uang untuk masing-masing pos. Misalkan saja Anda ingin menabung sebesar Rp. 400.000,- setiap bulannya, atau Anda menjatahkan uang sebesar Rp. 500.000,- untuk keperluan rekreasi. Berikut dibawah ini adalah contoh anggaran belanja:
BELANJA
Makanan/Kebutuhan Harian Rp. 1.500.000,-
Pakaian Rp. 300.000,-
Pendidikan Rp. 500.000,-
Kesehatan Rp. 300.000,-
Rekreasi Rp. 500.000,-
Transportasi Rp. 300.000,-
Asuransi Rp. 250.000,-
Tabungan Rp. 450.000,-
Pembayaran Kredit Rp. 500.000,-
Lain-lain Rp. 400.000.-
=================================
TOTAL BELANJA Rp. 4.500.000,-
Pembagian jatah untuk masing-masing pos pengeluaran sangatlah beragam, tergantung dari sudut pandang Anda terhadap pos pengeluaran tersebut. Mungkin saja Anda menganggap bahwa rekreasi tidak begitu penting, dan pendidikan jauh lebih penting bagi Anda.
Jadi Anda dapat memotong sebagian uang rekreasi, dan menambahkan jatah biaya untuk pos pendidikan.
Ingat, bagaimanapun juga komposisi belanja Anda, total belanja harus LEBIH KECIL daripada total pendapatan. Usahakan Anda dapat menabung setidaknya 10% dari total pendapatan.
Tentunya anggaran ini hanya dapat berguna bagi Anda apabila Anda menerapkannya ke dalam kehidupan harian Anda. Oleh karena itu, setiap harinya Anda perlu melakukan intropeksi setiap kali Anda mengeluarkan uang. Periksa kembali untuk pos belanja manakah uang tersebut dikeluarkan, dan apakah jatah belanja untuk pos tersebut masih mencukupi? Apabila jatah belanja Anda sudah hampir habis, maka Anda perlu melakukan penghematan pada pos belanja tersebut.
by David Ciang
No comments:
Post a Comment