arakan
peristiwa itu, yakni ada seseorang yang menyedekahkan hartanya kepada
seorang pencuri. Maka orang yang bersedekah itu berkata, Ya Allah,
segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah jatuh ke tangan seorang pencuri.
Kemudian ia berkeinginan untuk bersedekah sekali lagi. Kemudian ia
bersedekah secara diam-diam, dan ternyata sedekahnya jatuh ke tangan
seorang wanita (ia beranggapan bahwa seorang wanita tidaklah mungkin
menjadi seorang pencuri). Pada keesokan paginya, orang-orang kembali
membicarakan peristiwa semalam, bahwa ada seseorang yang bersedekah
kepada seorang pelacur. Orang yang memberi sedekah tersebut berkata, Ya
Allah, segala puji bagi-Mu, sedekah saya telah sampai ke tangan seorang
pezina. Pada malam ketiga, ia keluar untuk bersedekah secara diam-diam,
akan tetapi sedekahnya sampai ke tangan orang kaya. Pada keesokan
paginya, orang-orang berkata bahwa seseorang telah bersedekah kepada
seorang kaya. Orang yang telah memberi sedekah itu berkata, Ya Allah,
bagi-Mu segala puji. Sedekah saya telah sampai kepada seorang pencuri,
pezina, dan orang kaya. Pada malam berikutnya, ia bermimpi bahwa
sedekahnya telah dikabulkan oleh Allah swt. Dalam mimpinya, ia telah
diberitahu bahwa wanita yang menerima sedekahnya tersebut adalah seorang
pelacur, dan ia melakukan perbuatan yang keji karena kemiskinannya.
Akan tetapi, setelah menerima sedekah tersebut, ia berhenti dari
perbuatan dosanya. Orang yang kedua adalah orang yang mencuri karena
kemiskinannya. Setelah menerima sedekah tersebut, pencuri tersebut
berhenti dari perbuatan dosanya. Orang yang ketiga adalah orang yang
kaya, tetapi ia tidak pernah bersedekah. Dengan menerima sedekah
tersebut, ia telah mendapat pelajaran dan telah timbul perasaan di dalam
hatinya bahwa dirinya lebih kaya daripada orang yang memberikan sedekah
tersebut. Ia berniat ingin memberikan sedekah lebih banyak dari sedekah
yang baru saja ia terima. Kemudian, orang kaya itu mendapat taufik
untuk bersedekah.
Nabi Saw bersabda, Dan sedekah itu menghapus kesalahan seumpama air dapat memadamkan api (H.R; Tirmidzi).
Dengan demikian, dosa ibarat api yang membakar tubuh kita, sedangkan peredamnya adalah sedekah yang berfungsi sebagai air dingin yang mengguyur tubuh kita
Nabi Saw bersabda, Dan sedekah itu menghapus kesalahan seumpama air dapat memadamkan api (H.R; Tirmidzi).
Dengan demikian, dosa ibarat api yang membakar tubuh kita, sedangkan peredamnya adalah sedekah yang berfungsi sebagai air dingin yang mengguyur tubuh kita
No comments:
Post a Comment